Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) memiliki gedung megah dan luas, Edutorium KH Ahmad Dahlan. Edutorium UMS itu direncanakan akan dilengkapi dengan Museum Peradaban Isalm Asia Tenggara.
Rektor UMS, Prof., Dr., Sofyan Anif, M.Si., mengungkapkan bahwa pembangunan gedung menjadi salah satu modal UMS menjadi World Class University. Hal itu disampaikan saat Sidang Terbuka Senat UMS Upacara Pengukuhan Guru Besar di Auditorium Moh. Djazman, Kampus I UMS, Senin (27/11).
“Ini menjadi modal kita bersama, yang telah ditargetkan di dalam visi kita, di mana pada tahun 2029 UMS akan menjadi World Class University (WCU),” tambah Ketua Sidang Senat itu.
Dalam menghadapi persaingan Perguruan Tinggi (PT) yang sangat kompetitif dan kompleks, maka UMS selain membangun pusat studi, kampus swasta terbaik itu akan mengembangkan Museum Peradaban Islam Asia Tenggara.
“Insya Allah sudah kita desain. UMS mempunyai gedung Edutorium yang cukup luas itu akan dilengkapi dengan Museum Peradaban Islam Asia Tenggara. Saya sudah matur sama Ketum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pak Haedar, BPH UMS, dan dan sudah satu kali melakukan koordinasi Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sehingga kalau di UAD ada Museum Muhammadiyah, di UMS punya Museum Peradaban Asia Tenggara,” ungkap Rektor UMS.
Sehingga Edutorium tidak hanya dikenal sebagai tempat wisuda dan konser, melainkan Edutorium UMS akan dikembangkan sebagai tempat tujuan wisata religi juga.
“Apabila wisatawan luar ke Masjid Raya Syekh Zayed Solo, akan mampir ke UMS. Pengembangan UMS terutama adalah wisata religi. Ini akan menjadi kenangan dalam sejarah Islam dunia, dan menjadi salah satu tolak ukur peradaban Islam di dunia,” tegas Sofyan.
Dia berharap, sesuai visi WCU yang membutuhkan kerja sama semua, UMS akan menjadi salah satu kekayaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang bisa dibanggakan di level nasional maupun Internasional.